Mini Wirausaha Kreatif: Belajar Ekonomi Sambil Berdagang, Serunya Siswa Kelas 5 SD Mutuba Menjadi Pebisnis Cilik

 

Belajar Ekonomi Kreatif

SD MUTUBA – Depan aula SD Muhammadiyah 1 Bangkalan (SD Mutuba) tampak lebih semarak dari biasanya. Pagi itu, Selasa 10 Juni 2025, siswa kelas 5 tampak sibuk membentangkan kain meja, menata produk, bahkan ada yang berkeliling dari kelas ke kelas sambil menjajakan dagangan dengan penuh semangat. Inilah momen puncak dari kegiatan Mini Wirausaha Kreatif, bagian dari penilaian sumatif Proyek IPAS Bab Aktivitas Ekonomi Kreatif.

Kegiatan ini merupakan implementasi nyata dari pembelajaran kontekstual yang tidak hanya melatih kemampuan kognitif, tetapi juga membentuk karakter dan kemandirian siswa. Seluruh siswa kelas 5 dibagi dalam beberapa kelompok kecil dan diberi modal awal oleh wali kelas masing-masing untuk memulai usaha sederhana. Dari modal itu, lahirlah berbagai produk kreatif seperti makanan, minuman, hingga kerajinan tangan.

Dengan antusias, para siswa memutar otak untuk menentukan produk, menghitung biaya produksi, memikirkan strategi pemasaran, hingga membuat stand penjualan. Suasana sekolah pun seketika berubah layaknya sebuah pasar mini yang hangat dan menyenangkan.

“Seru banget, capek tapi senang karena bisa jualan dan dapat untung sendiri,” ujar Ninis salah satu siswa dengan mata berbinar, usai berhasil menjual semua dagangannya.

Dan M. Zafran juga mengungkapkan bahwa, "dengan adanya proyek ipas ini saya sangat senang karena bisa mendapatkan banyak uang dari hasil kerja keras kami,dan saya mengerti bahwa berwirausaha tidak mudah".

Siswa Berkeliling Ke kelas 

Yang membuat kegiatan ini makin bermakna, setiap kelompok juga diminta mengerjakan LKPD, melakukan refleksi, dan menghitung keuntungan yang diperoleh. Setelah menghitung hasil penjualan, para siswa pun wajib mengembalikan modal awal kepada wali kelas. Sisa keuntungan yang didapat menjadi milik kelompok masing-masing, sebagai bentuk penghargaan atas usaha mereka.

Proses ini menjadi ruang belajar yang otentik bagi siswa untuk memahami nilai-nilai kewirausahaan sejak dini: kejujuran, kerja sama, tanggung jawab, dan tentu saja semangat pantang menyerah.

Kegiatan ini dipandu langsung oleh dua guru kelas: Bapak Moh. Ma’ruf sebagai wali kelas 5A dan Ibu Intan Novianti Nur Hidayah sebagai wali kelas 5B. Keduanya mendampingi siswa sejak tahap perencanaan hingga evaluasi.

“Kami ingin anak-anak belajar tidak hanya dari buku, tapi juga dari pengalaman nyata. Mereka merasakan bagaimana usaha itu dimulai, dijalankan, bahkan bagaimana rasanya mendapatkan keuntungan dari hasil jerih payah sendiri,” ujar Ibu Intan.

Kegiatan ini disambut antusias oleh warga sekolah. Siswa-siswi dari kelas lain ikut membeli dagangan, bahkan beberapa guru turut memberi dukungan moral dan materi. Bapak Ma’ruf menambahkan, “Inilah proses pembelajaran yang hidup. Kami senang melihat anak-anak berani, percaya diri, dan bangga pada hasil karya mereka.”

Mini Wirausaha Kreatif ini tidak hanya menjadi proyek akhir semester, tetapi juga menjadi cerita pengalaman belajar yang melekat dan membekas di hati para siswa. Semoga semangat wirausaha yang telah tumbuh ini bisa terus berkembang di masa depan.


Penulis : Sofi Koesminarsih

Lebih baru Lebih lama