Tugas ini dilaksanakan secara individu dan terbagi menjadi tiga part menarik. Part pertama dimulai dengan menganyam kertas bufallo menggunakan motif standar sebagai dasar keterampilan. Dilanjutkan dengan Part kedua, siswa ditantang untuk menciptakan motif anyaman yang lebih kreatif dan di luar kebiasaan. Sebagai penutup, mereka diberi kesempatan untuk mencoba menganyam dengan bahan rotan, membawa mereka pada pengalaman baru dalam berkarya dengan media alami.
“Kesannya menakjubkan, karena anak-anak bisa menemukan motif-motif yang tidak disangka-sangka sebelumnya,” ungkap Bapak Ma’ruf dengan antusias. Beliau juga mengaku merasa bangga melihat hasil kerja anak-anak yang menunjukkan keberanian bereksplorasi dan semangat berkarya.
Tugas ini bukan hanya sekadar latihan keterampilan tangan, tapi juga menjadi ajang untuk menumbuhkan rasa percaya diri, kreativitas, dan kepekaan estetika para siswa. “Ternyata mereka mampu melampaui ekspektasi. Ini membuktikan bahwa ketika diberi ruang, anak-anak bisa menciptakan sesuatu yang luar biasa,” tambahnya.
Tugas Seni Rupa ini menjadi bukti bahwa pembelajaran seni di sekolah dasar tak hanya soal warna dan bentuk, tapi juga soal proses, rasa, dan imajinasi.
Penulis : Sofi Koesminarsih