Kultum Dhuha: Makna Teologi Al-Ma’un Menggerakkan Kepedulian Sosial

 

suasana kultum setelah dhuha

MUTUBA NEWS - Suasana Masjid At-Taqwa 1 pagi itu terasa khusyuk dan penuh semangat. Seluruh siswa dan guru mengikuti kegiatan kultum dhuha yang diisi oleh Dian Farihani, Ketua Pimpinan Daerah Nasyiatul ‘Aisyiyah (PDNA) Bangkalan. Dalam kesempatan tersebut, beliau menyampaikan materi yang mengangkat tema “Teologi Al-Ma’un”, sebuah konsep penting dalam gerakan Muhammadiyah yang mengajarkan bahwa keimanan harus diwujudkan dalam tindakan nyata.

Dalam ceramahnya, Dian Farihani mengingatkan bahwa Islam tidak hanya mengajarkan umatnya untuk membaca dan menghafal Al-Qur’an, tetapi juga untuk mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Mengutip pesan Kiai Haji Ahmad Dahlan, pendiri Muhammadiyah, beliau menekankan bahwa belajar Al-Qur’an sejatinya harus membawa perubahan perilaku dan meningkatkan kepedulian terhadap sesama.

Surat Al-Ma’un ayat 1–7 menjadi fokus pembahasan dalam kultum tersebut. Dian Farihani menjelaskan bahwa melalui surat ini, Allah menegur orang-orang yang beribadah tetapi mengabaikan yatim dan miskin. “Ibadah tanpa kepedulian sosial hanyalah kesalehan yang kering,” ujarnya. Pesan ini mengajak seluruh siswa agar tidak hanya rajin beribadah, tetapi juga memiliki kepekaan sosial, saling menolong, dan peduli terhadap teman yang membutuhkan.

Melalui kultum ini, siswa-siswi SD Muhammadiyah 1 Bangkalan diajak untuk memahami makna ibadah yang sesungguhnya: bukan hanya ritual, tetapi juga bentuk nyata kasih sayang dan tanggung jawab sosial. Semangat teologi Al-Ma’un diharapkan dapat menumbuhkan karakter dermawan, peduli, dan cinta sesama sejak dini, sesuai dengan cita-cita pendidikan Muhammadiyah yang meneladani perjuangan KH. Ahmad Dahlan.


Penulis : Sofi Koesminarsih


Lebih baru Lebih lama