SD MUTUBA - SD Muhammadiyah 1 Bangkalan kembali melanjutkan program Kultum Dhuha pada Kamis (2/10/25) di Masjid sekolah. Kali ini pemateri adalah Waka Ketenagakerjaan, Bapak Hilmi, yang menyampaikan tema tentang bahaya dosa besar mencaci orangtua.
Hadits Larangan Mencaci Orangtua
Pak Hilmi membuka kultumnya dengan membacakan hadits Rasulullah ﷺ yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Amr bin Ash radhiyallahu ‘anhumā:
“Di antara dosa besar adalah seorang lelaki memaki kedua orang tuanya.”Para sahabat bertanya, “Apakah ada seseorang mencaci kedua orang tuanya?”Rasulullah menjawab, “Ya ada, seseorang mencaci ayah orang lain, lalu orang itu membalas mencaci ayahnya. Ia mencaci ibu orang lain, lalu orang itu membalas mencaci ibunya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadits ini, jelas beliau, menggambarkan bahwa dosa besar bisa terjadi bukan hanya dengan mencaci orangtua secara langsung, tetapi juga ketika lisan kita menyakiti orang lain hingga berbalik mencaci ayah dan ibu kita.
Menjaga Kehormatan Orangtua
Dalam kultumnya, Pak Hilmi menegaskan bahwa berbakti kepada orangtua tidak cukup hanya dengan taat dan mendoakan, tetapi juga harus menjaga nama baik mereka.
“Anak yang berkata kasar dan suka mencela, sama saja membuka jalan bagi orang lain untuk membalas dengan mencaci ayah ibunya. Itu berarti ia sendiri yang menyeret kehormatan orangtuanya ke dalam hinaan,” terangnya.
Beliau mengajak seluruh siswa untuk berhati-hati menjaga lisan. Mulai dari berbicara dengan teman sebaya, hingga sikap terhadap guru dan orang lain. “Jika lisan kita terjaga, maka secara tidak langsung kita juga menjaga kehormatan kedua orangtua,” tambahnya.
Suasana Khidmat
Kultum berlangsung khidmat, siswa-siswi terlihat menyimak dengan serius. Pesan yang disampaikan menjadi pengingat penting agar mereka lebih berhati-hati dalam berkata dan lebih menghormati orangtua.
Kegiatan Kultum Dhuha ini menjadi salah satu ikhtiar SD Muhammadiyah 1 Bangkalan dalam membentuk akhlak Islami sejak dini, dengan menguatkan nilai-nilai Al-Qur’an dan Hadits melalui pembiasaan harian.