Pesta Pandu Pengenal, Menumbuhkan Kemandirian, Menjalin Keakraban, dan Menguatkan Jiwa Kepanduan

Upacara Penutupan Pandu Pengenal oleh Bapak Ma'ruf

SD MUTUBA - Hujan tak menyurutkan semangat. Inilah kalimat yang paling tepat menggambarkan momen dimulainya kegiatan Pesta Pandu Pengenal HW Camp 2025 SDS Muhammadiyah 1 Bangkalan. Meski hujan turun sejak siang hari, satu persatu rombongan siswa kelas 4, 5, dan 6 berdatangan ke Bumi Perkemahan Langgundih, Batu Layar, Kecamatan Bangkalan, dengan wajah ceria dan penuh antusias.

Di tengah gerimis, para siswa tetap semangat menjalani cek-in peserta, mengenakan atribut kepanduan dan mengangkat perlengkapan menuju area tenda. Tidak menunggu lama, panitia mengarahkan peserta menuju apel pembukaan yang tetap dilaksanakan dengan tertib meskipun di bawah rintik hujan.

Kegiatan dibuka secara resmi oleh Kepala Sekolah, Ibu Isrotul Sukma, S.T., yang berdiri tegar di hadapan para peserta yang berbaris rapi. Dalam amanatnya, beliau mengingatkan pentingnya mengamalkan 10 Janji Hizbul Wathan sebagai bentuk komitmen spiritual, moral, dan sosial sebagai seorang Pandu Muhammadiyah. "Janji HW bukan sekadar hafalan, tapi pedoman hidup," ujar beliau penuh semangat.

Api Unggun, Pensi, dan Renungan Malam: Api yang Menyala di Hati Anak-anak

Setelah apel, peserta bergotong royong mendirikan tenda, berlatih kepemimpinan di lapangan, dan bersiap untuk malam yang istimewa. Usai ishoma, kegiatan dilanjutkan dengan api unggun dan pentas seni (pensi) yang menjadi puncak keakraban hari pertama. Di antara nyala api, regu-regu menampilkan aksi seni terbaik mereka. Dari penampilan yang memukau, panitia menetapkan: Penampilan Terbaik Putri: Regu Matahari dan Penampilan Terbaik Putra: Regu Black Panther

Setelah pentas seni yang meriah dan hangatnya api unggun yang menyatukan tawa dan persaudaraan, para peserta diajak memasuki sesi renungan malam yang dipandu khusus oleh Tim EOS. Suasana berubah hening. Siswa duduk bersila, mendengarkan setiap kata dengan mata mulai berkaca-kaca. Renungan malam ini menjadi momen kontemplatif yang sangat membekas. Dalam bisikan suara dan alunan musik lembut, satu per satu peserta dibimbing untuk merenungkan perjuangan orang tua di rumah, kasih sayang yang mungkin sering terlupakan, dan perjuangan seorang ibu yang tetap tersenyum meski lelah, atau ayah yang tetap bekerja meski sakit. Tangis mulai terdengar, pelan, lalu menyatu. Beberapa siswa menangis tersedu, sebagian memeluk teman di sebelahnya, seakan sadar bahwa betapa sering mereka lupa bersyukur. 

Tak hanya tentang orang tua, renungan juga menyentuh tentang pentingnya menghormati guru, menghargai teman, dan menjadi anak yang jujur dan bertanggung jawab. Anak-anak diingatkan bahwa ilmu yang mereka pelajari akan membawa berkah jika disertai akhlak mulia dan rasa hormat kepada mereka yang mendidik.

Sesi ini ditutup dengan doa, dalam suasana haru yang mendalam. Malam itu, bukan hanya badan yang lelah setelah seharian beraktivitas, tapi juga hati yang luluh dan belajar makna yang lebih dalam dari kata 'berbakti'.

Peserta lalu beristirahat di tenda masing-masing, bersiap menghadapi hari kedua dengan semangat baru.


Foto Para Guru Pendamping bersama EOS

Hari Kedua: Outbond Seru dan Jiwa Kompetitif

Minggu pagi, 18 Mei 2025, kegiatan diawali dengan sholat Subuh berjamaah, dilanjutkan senam pagi dan fun game ringan yang memicu tawa dan kerja sama. Setelah sarapan, peserta mengikuti kegiatan utama: outbond lintas pos yang mengasah keterampilan fisik, kekompakan, dan kreativitas. Pos pertama adalah voli bola dua meter, pos kedua meniti tali, pos ketiga merayap, roda manusia, dan mencari bola.

Dari outbond tersebut, hasil penilaian regu terbaik adalah Outbond Terbaik Putri: Regu Mawar Putih dan Outbond Terbaik Putra: Regu Rajawali.

Kerapihan, keutuhan, dan kemandirian dalam menjaga perkemahan juga dinilai. Hasilnya: Tenda Terbaik: Regu Mawar Putih dan Regu Kancil. Dan sebagai penghargaan tertinggi: Regu Terbaik Putri: Regu Matahari dan Regu Terbaik Putra: Regu Rajawali.

Setelah outbond selesai dilanjutkan dengan upacara penutupan.

Upacara Penutupan: Hujan dan Haru Menyatu

Menjelang pukul 11.00 WIB, langit kembali mendung dan hujan turun cukup deras. Namun semangat para peserta tidak surut. Dengan semangat yang tetap menyala, peserta mengikuti upacara penutupan yang penuh khidmat. Kaur Kurikulum, Bapak Moh. Ma’ruf, memimpin upacara dengan semangat luar biasa. Dalam amanatnya, beliau menyampaikan:

“Alhamdulillah, meskipun cuaca tidak bersahabat, anak-anak tetap kuat, tetap semangat. Ini adalah bukti nyata dari jiwa kepanduan. Dan sebagai bentuk apresiasi, sekolah menetapkan Senin, 19 Mei 2025, sebagai hari libur belajar di rumah bagi seluruh peserta HW Camp.”

Pesan dan Harapan dari Para Pembina dan Panitia

Dalam sesi wawancara khusus oleh tim Humas, Bapak Wahyu Efendi, selaku Pembina Hizbul Wathan SDS Muhammadiyah 1 Bangkalan, menjelaskan perbedaan dan tujuan dari dua jenis kegiatan HW Camp:

“Pesta Pandu Athfal adalah kegiatan rekreatif-edukatif bagi siswa kelas 1–3, dengan lomba-lomba seperti mewarnai, menggambar, cerdas cermat, serta permainan menyenangkan. Sementara itu, Perkemahan Pandu Pengenal yang dilaksanakan untuk siswa kelas 4–6 adalah ajang pembinaan karakter melalui kegiatan seperti  tadabbur alam, penjelajahan, kepemimpinan, dan api unggun. Dua kegiatan ini sama-sama bertujuan membentuk jiwa pandu yang ceria, berani, dan mandiri.”

Ketua Panitia HW Camp 2025, Bapak Fajar, juga menyampaikan pesan penutup:

“Kami mewakili seluruh panitia memohon maaf apabila terdapat kekurangan atau sikap yang kurang berkenan selama kegiatan berlangsung. Semoga kegiatan ini menjadi bahan evaluasi untuk kegiatan yang lebih baik ke depan. Dan tentunya, kami ucapkan terima kasih sebesar-besarnya atas bantuan dan kerja sama Bapak/Ibu guru, staf, dan karyawan yang telah mendukung suksesnya HW Camp 2025.”

Penutup

Dari tenda yang basah hingga senyum yang tetap merekah di tengah gerimis, HW Camp 2025 menjadi kisah penuh warna tentang keberanian, kekompakan, dan semangat pantang menyerah. Dari Langgundih, anak-anak membawa pulang lebih dari sekadar pengalaman. Mereka membawa pulang nilai-nilai hidup yang akan tertanam dalam jiwanya sebagai Pandu Muhammadiyah sejati.



Penulis : Sofi Koesminarsih

1 Komentar

  1. mutuba keren bisa bikin kemah se seruu inii, regu matahari kerennnn jugaa😻🌻 tetap semangat walaupun hujan yaa, seru bgt kemah ini di awali sama hujan dan di tutup kembali dengan hujan❤️🔥

    BalasHapus
Lebih baru Lebih lama